Akomodasi Kepentingan Penyandang Disabilitas sbg Agenda Prioritas Capres

Akomodasi Kepentingan Penyandang Disabilitas sbg Agenda Prioritas Capres

Dimulai
19 Juni 2014
Mempetisi
Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Capres RI 2014) dan
Petisi ditutup
Petisi ini mencapai 971 pendukung

Alasan pentingnya petisi ini

Halo, aku seorang yang dikaruniai disabilitas yang juga warga Negara Indonesia sah seperti kamu. Apabila kamu masih asing dengan istilah disabilitas, kata tersebut saat ini memang digunakan untuk mengganti kata penyandang cacat yang dirasakan sangat intimidatif. Anyway, sebentar lagi 9 Juli dan aku serta komunitas penyandang disabilitas merasa kecewa dengan para kandidat yang maju pada pemilihan presiden dan wakil presiden RI 2014. Sudah separuh dari masa kampanye, akan tetapi kepentingan kami yang menurut WHO jumlahnya diprediksi 15 persen dari total penduduk tidak diakomodasi dengan baik.

Bahkan kata disabilitas baru sebatas terucap satu kali secara lisan oleh kandidat no.1 pada debat capres 15 Juni lalu, dan hanya satu kata disabilitas pula yang tertulis dalam lembar visi dan misi kandidat no.2 yang diserahkan ke KPU. Skala prioritas para kandidat untuk isu disabilitas tidak sebanding dengan urgensi bahwa penyandang disabilitas mayoritas hidup dalam kemiskinan dan menjadi kelompok yang paling termarginalkan.

Di momentum pemilihan presiden ini, kami ingin kelak dipimpin oleh seseorang yang bukan hanya peduli, tapi tahu bagaimana menunjukkan kepedulian itu. Kami yakin bahwa para bapak yang maju sebagai capres dan cawapres adalah putra-putra terbaik bangsa dan memiliki  hati nurani. Akan tetapi, kami tak ingin niat baik tanpa pemahaman yang tepat hanya mengantar penyandang disabilitas jadi sebatas objek charity.

Siapapun yang menjadi pucuk pimpinan republic ini kelak, harus paham bahwa soal disabilitas bukan hanya mengalokasikan dana social dan santunan. Kami juga manusia yang memiliki hak untuk berkembang dan berdaya.

Para bapak itu harus tahu bahwa aku yang seorang tunanetra, masih kesulitan apabila ingin bepergian secara mandiri dengan transportasi umum. Dari mulai trotoar yang rusak atau dipakai parker motor, hingga kendaraan umum yang jauh dari aman. Ada juga hambatan untuk teman-temanku tunadaksa yang menggunakan kursi roda. Minimnya bidang miring atau ramp di gedung-gedung dan fasilitas umum menyulitkan mereka melaju dengan kursi rodanya. Juga bagi teman-teman tunarungu/wicara, minimnya petunjuk tertulis di tempat umum dan penerjemah bahasa isyarat di TV, jadi penghalang mendapatkan informasi.

Di sector pendidikan hambatan itu masih ada. Banyak pengalaman teman-teman penyandang disabilitas, khususnya di daerah-daerah, yang masih ditolak ketika mendaftar ke sekolah regular. Begitu pula di sector lapangan kerja, masih terdapat diskriminasi yang menolak penyandang disabilitas hanya karena keterbatasanya, bukan melihat keterampilan dan keahlian serta kualifikasi pendidikan yang dimiliki.

Di luar itu, masih banyak bentuk ketidak-adilan lainnya yang hamper terjadi di segala aspek kehidupan. Pada umumnya itu terjadi karena masih adanya stigma negative yang dilekatkan masyarakat pada penyandang disabilitas. Kami sering kali hanya dipandang sebatas objek, bukan subjek. Kami dianggap  hanya perlu untuk disantuni, bukan diberdayakan selayaknya manusia yang seutuhnya.

Maka dari itu, jangan lagi melihat kami sebatas objek suara yang tak bersuara. Sebagian kecil dari kami yang saat ini bersyukur karena dapat mengenyam pendidikan layak dan mengakses informasi, ingin menyuarakan kepentingan penyandang disabilitas yang selama ini sering kali terabaikan. Kami saat ini sudah dapat memanfaatkan internet, dan petisi ini kami buat sendiri dengan penuh kesadaran untuk mengingatkan para bapak yang sedang berkontestasi.

Aku mengajak seluruh penyandang disabilitas, keluarga, sahabat, dan masyarakat umum yang peduli dan ingin menunjukkan kepeduliannya untuk bergabung mendukung agar isu disabilitas terakomodasi dalam agenda prioritas capres-cawapres, dan kelak diimplementasikan dalam aksi-aksi konkrit pemerintah terpilih. Mengapa semua orang perlu terlibat? Karena menunjukkan kepedulian pada isu disabilitas, adalah bentuk investasi social kita bersama. Tiap orang berpotensi mengalami disabilitas. Disabilitas bukan hanya terjadi sejak lahir, akan tetapi dapat pula pada usia anak-anak atau dewasa karena penyakit, kecelakaan, atau usia lanjut. Seperti aku yang menjadi tunanetra pada usia 12 tahun karena terkena penyakit pada syaraf mata. Akan tetapi bukan berarti disabilitas membuat tak ada lagi hari esok, Alhamdulillah aku dapat tetap belajar di sekolah regular hingga lulus sebagai sarjana dari salah satu PTN di Depok. Namun, hanya sedikit dari kami yang seberuntung itu, dan kami berharap semua penyandang disabilitas dapat memperoleh hak-haknya.

Petisi ini dibuat mewakili harkat hidup manusia dan tidak didasari oleh kepentingan kelompok atau lembaga apapun. Kami bersuara dan mengingatkan kepada semua kandidat, dan berharap siapapun yang terpilih menjadi presiden dan wakil presiden RI 2014-2019, dapat menempatkan isu disabilitas sebagai agenda prioritas sebagaimana sudah menjadi komitmen negara melalui ratifikasi Konvensi PBB Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas (UNCRPD) dan dituangkan pada UU No 19 tahun 2011. Sehingga siapapun nanti yang terpilih, paham dan mau menempatkan penyandang disabilitas sebagai subjek aktif pembangunan.

Petisi ditutup

Petisi ini mencapai 971 pendukung

Sebarkan petisi ini

Sebarkan petisi ini secara langsung atau gunakan kode QR untuk materimu sendiri.Unduh Kode QR

Pengambil Keputusan